The pen is the tongue of my mind. -Miguel de Cervantes

Friday, February 12, 2010

Pernyataan yang Miris

Anda pasti tahu apa arti dari miris.

Ya, menyakitkan, seperti teriris-iris.

Apalagi yang dibahas tentang keutuhan.

Kemarin gue nangis *akhirnya*, karena emang pengen nangis dari lama, tapi ga bisa.
Ga mau keluar tuh air mata.
Dan menurut penelitian siapaaa gitu kalo kita nahan nangis nanti stress kecil malah bisa jadi stress besar. Dan itu pernah terjadi sama gue.

Untungnya ga keulang lagi. hehe


Kembali pada topik.
Keutuhan merupakan sesuatu yang penuh, tanpa kekurangan sesuatu apapun.

Dan itu selalu menjadi sesuatu yang sensitif buat gue,
karena banyak alasan dan cerita dibalik itu semua.

Dulu, gue punya genk di SMP, yaaa, lucu"an aja, kita best friend. Berusaha saling ngertiin kekurangan satu dan yang lain. Namanya de shizta. haha *dasar 4L4Y*
kita 10 orang cewek yang sangat narsis. makanya arti dari de shizta itu adalah saudara" cewek yang senang berfoto. dimanapun dan kapanpun kita selalu berfoto. haha
Sampe akhirnya kita semua pisah karena mau lulus SMP dan masuk SMA yang beda". Dua dari mereka masih satu sekolah sama gue. Kelas satu, kita masih bareng", tapi lama", karena beda kelas kita jadi jauh. Udah ga kayak dulu lagi, bener" udah beda jalan pikirannya *ini gue sadarin loh waktu ke ultahnya waktu itu*. Belum lagi gue berantem sama yang lainnya, karena masalah dulu. Pokoknya kita jadi jauh semua.

Terus, waktu di kelas tiga ini sama temen sekelas aja, cuma karena duduknya yang jauh, jadi ngejauh. gue bener" ngerasa terbuang. Malah sama temen yang dari kelas dua, walau udah sekelas lagi, mereka *bukan hanya temen" gue, tapi satu kelas itu* menghargai gue sepenuhnya. Dan gue bersyukur atas itu.

Dan yang terakhir. Kemarin pelajaran Agama, guru gue alias wali kelas gue, membuka pelajaran baru yang berhubungan dengan keluarga. Gue cuma bungkam. Gue ga bisa apa". Gue udah tahu keluarga gue gini, ya udah. Gue ga mau menjadikannya sebagai sesuatu kekurangan. Dan hal itu yang membuat gue menangis kemarin.

Apalagi nonton Masihkah Kau Mencintaiku??? Gue ga tau itu fiktif atau ga, tapi yang jelas, mereka berhasil membuat gue menangis karena terharu. Gue mau punya keluarga yang bahagia, namun gue tidak bisa membalikkan keadaan. Gue ga ada di masa di mana puncak masalah itu dateng.

Dan akhirnya kesadaran" gue tentang keutuhan merupakan sesuatu yang miris dan sensitif.
Semoga saja gue bisa lebih bebal lagi. hehehe ;)

No comments:

Post a Comment