The pen is the tongue of my mind. -Miguel de Cervantes

Wednesday, March 23, 2011

Jingga untuk Merah - EIGHT

Jingga = merah + kuning. Merah warna kesukaannya, dan aku menyukai mentari dan kuning sekaligus. Mungkin kami lebih cocok, Merah + Biru = Ungu. tapi Ungu masa lalu dari Merah, dan haruskah memasukannya ke dalam list? Tentu aku akan memasukannya ke dalam listku, dalam list hidupku, dan ia nomor satu dalam list itu. Hanya saja bukan list biasa, tetapi blacklist. Ya dalam kenyataan Merah + Biru = Ungu = Kehancuran = Ungu + Kuning. Ini rumit, lebih rumit dari membenarkan benang yang kusut. Jujur saja, bila menemukan benang kusut, yang aku lakukan adalah mengguntingnya. Memisahkan dari yang masih lurus, lalu aku mengguntingnya lagi hingga menjadi potongan kecil lalu mencoba melepasnya. Kau tau, itu sangat mudah untuk dilakukan, memutuskan sambungannya, namun apa kau bisa melepaskannya? Tentu saja tidak, pintar.

"Hello, Red, good afternoon. How was your day at campus? What shirt you wear today? What jeans you wear? How about your friend's comment about your new shoes? Who is wipe your sweat today? What you draw today? How about the traffic jam? What things you laughing at? Do you know I miss your funny faces? Do you know I miss that time I look just your eyes concentration to the road in the rearview mirror? Do you know I miss your voice? Do you know how much I miss your way to make me laugh? And your smile after that? I just miss you :("

RED. Warna yang berani menurutku sejak kecil. Saat aku sangat kecil aku sangat sering memakai baju berwarna merah yang aku lihat dari foto-fotoku. Mungkin waktu aku kecil aku lebih berani dan kuat dari sekarang. Namun, beranjaknya dewasa, aku tidak pernah melihat merah dalam hidupku. Bagiku merah terlalu berani, dan aku walau terlihat galak, aku bukan orang yang berani. Aku bahkan takut pada gedung yang tinggi, pada kucing, pada petir, pada malam, dan lainnya. Tapi kau tau, Red tidak pernah takut pada apapun, Red selalu memelukku saat aku takut, mengusir semua penggangguku. Ia menjagaku seperti ia menjaga adiknya dengan perlakuan yang lebih dari itu, ia sosok ayah dan kakak untukku, walau sosok ayah mungkin tidak bisa digantikan oleh siapapun juga, namun ia seperti layaknya itu, ada selalu disini. Menggenggam tanganku, membuat aku tertawa dengan ejekannya, menciumku dengan kasar tapi menyenangkan. He's the one, you know. No one kan change. Without exception.

Aku ingat saat ibuku mengatakan "Kamu bagus memakai baju warna-warna lembut, Ga"
Dan sejak saat itu aku menyukai semua warna kecuali kuning menyala, hitam gelap, dan merah. Warna-warna yang terlalu kuat, dan aku tidak pernah merasa kuat. Aku tau aku fragile, tetapi berusaha sok kuat. Aku introvert. Dan untungnya aku menemukan Red. Yang kuat dan berani, yang sekalipun tidak pernah menyakitiku. Kau tau betapa bahagianya memiliki pacar, orang yang menyayangimu, yang merupakan tipe idamanmu, yang diidamkan semua orang. Ya, aku menemukannya di Red.

Hari ini, ia tahu-tahu ada di depan rumahku, untuk menunjukkan gambar yang ia buat dan masuk dalam majalah kampusnya. Dan gambar itu untukku. "I'm Yours" kata gambar itu. Hanya beberapa menit saja bersamamu, aku tidak bisa berhenti tersenyum, namun aku sedih pula, karena kita berpisah begitu cepat. Kamu pergi menelusuri angin sore ini sendirian, aku berharap aku dapat menemanimu, mengurangi angkin dingin itu, tapi terimakasih, tampan. Aku mencintaimu. Sungguh. Aku tidak dapat mengekspresikannya dalam banyak tempat, tapi kau tau aku. Kamu mengerti aku. Dan bahkan kamu tau semua tentang diriku yang bahkan aku tidak tahu. Terimakasih untuk masih hadir di hidupku dan untuk selamanya atas janji kita. Jingga terbuat atas takdir yang menyatukan Kuning dan Merah. Mentari saat fajar dan tenggelam. Untuk apa lagi mencari yang lain, Red? Aku punya semua yang aku butuh dan inginkan pada dirimu. Dan Jingga untuk Merah selalu.

Satu merah
Merah NARA Senja
Ia hadir di dunia saat semuanya pergi
Saat yang lain menghabiskan waktunya di dalam tempat tertutup
tidak dapat menyaksikan betapa cantik dan teduhnya Senja
Kamu tahu aku benci hujan
Aku tidak suka basah
Dan kamu, Merah
Sang mentari itu
Dengan kuatnya menerangi dunia
Tidak pernah mengeluh ataupun lelah
Dan bahkan menciptakan keajaiban
Kamu tau, tidak ada yg lebih indah dari sunset di dunia ini
Dan tidak tahu bagaimana caranya kamu membuat sunset itu setiap detik dalam waktuku bersamamu
Terkadang, kamu bersinar terlalu terik dan membuatku berkeringat
Namun lalu kamu datang dengan lebih teduh
Menghapus keringatku dan letihku dan membuat semangat yang lain
Tidak pernahkah kamu tau, Red
Tak dapat sedetikpun aku berhenti memikirkanmu dan berhenti berharap kamu dapat berada di sisiku menggenggam tanganku
Air mataku tidak dapat berhenti mengalir
Tidak, Red. Aku tidak sedih
Aku senang, aku bahagia atas semua memori kita
Dan dapatkah kita mengubah "nothing last forever" menjadi "nothing impossible"?
Tentu saja bisa
Selama ada Jingga : Merah dan Kuning :)

Thursday, February 17, 2011

Jingga untuk Merah - SEVEN

Katanya aku gila karena telah mencintai dan dicintai orang seperti Red. Katanya sayang dan cinta itu lebih besar dalam sayang, tapi itu salah. Kita menyayangi orangtua kita karena mereka yg membuat kita menyayangi mereka, kita tentunya punya keinginan lain untuk mempunyai orangtua yang lebih dari apa yg kita miliki sekarang dan bisa kita cintai. Kita mencintai orang yang kita pilih, atau orang yang kita setujui untuk mencintai kita, maka kita bisa mencintai mereka. Dalam sayang, kita ga mungkin memiliki kata lust dalam hubungan itu. Cinta punya kata itu, sayangnya lust itu tidak boleh terlalu too much atau ga ada sama sekali. Cinta punya kata ingin memiliki selamanya, ingin menjaga, memelihara, melindungi, menyayangi pun ada dalam cinta. Karena itu semuanya berbeda, dan tentu saja cinta lebih besar dari sekedar sayang.

"Red, hari ini kemana?" tanyaku padanya yang berada di kampusnya dan aku di kampusku lewat messenger.
"Ketemu kamu, Ga."
"Haa? Katanya kamu mau langsung pulang, banyak tugas"
"Ya kan ketemu kamu sebentar gapapa sekalian cari inspirasi hehe biar kamu ga capek juga"

Redddd, why you always so Red?! Why you always makes my chick be so Red?! my God!

"Aku ga capek kok, masa pulang dari kampus aja capek? haha ga lah"
"Aku ga punya apa2, Ga, buat senengin kamu, aku tetep bikin kamu kepanasan, capek jalan, aku juga ga bisa beliin kamu ini itu yang kamu mau, aku cuma bisa sayangin kamu terus dan senengin kamu terus gmnpun caranya"
"Red Red, kamu ga perlu kasih aku apapun, ga perlu punya apapun buat sama aku, asal kamu tetep sayang sama aku, aku bakal sayang kamu terus :D"

Dan Red pun tersenyum di sana, ia tahu aku tidak berbohong, walau aku sering sekali berbohobg padanya dulu, ya aku jahat memang, tapi aku tidaklagi sekarang. Entah mengapa ia tahu saat aku berbohong, entah kenapa ia bisa membuatku merasakan sakit juga bila aku menjadi ia, menjadi orang yang dibohongi itu sangat menyakitkan, maka itu aku tidak pernah lagi berbohong padanya apalagi ia? tidak pernah ia berbohong padaku

Aku sayang Red, walau sekarang ia memanggilku jeleek, dabo (datar, kebo), dabon (datar, kebo, bloon) aku tetap menyayanginyaa selaluuu dan akan menjadi selamanya. We promise to always together forever.

Hey guys, this is our life, our world, don't you understand when somebody in love they change to be crazy? Yes, I feel that way and also him. Please, try to be understand if you are in our side :D

Monday, January 17, 2011

This is "Jingga untuk Merah", not "Jingga pada Biru" anymore - SIX

Merah Nara Senja a.k.a Red yang sering aku panggil begitu hari ini berkata akan menjemputku di kampus. Padahal ia masih di kampus, menjalani aktivitas mahasiswa biasanya, mengerjakan tugas. Ia baik sekali, katanya ia akan menungguku sampai aku selesai ngampus, padahal jalan pulang ke rumahnya, tidak lewat rumahku, padahal jarak kampusnya dengan kampusku perlu jalan yang memutar, tapi aku tidak pernah dengar satu katapun darinya yang menyatakan ia mengeluh.

Buta, ya mungkin aku menjadi buta. Karena aku tidak suka dikekang, diatur, disuruh, dipaksa, atau apapun itu sejenisnya. Tapi dengan Red, semuanya berubah. Rasanya bila dengannya seperti tidak ada pilihan lain, bukannya terpaksa, namun itu memang pure mauku. Ia mengubah duniaku menjadi lebih baik, lebih hidup, lebih berwarna. Kau tau kenapa menjadi berwarna? Karena dia lebih gila dari perkiraanku. Dia bisa menjadi macan, dia bisa menjadi ikan koi kesayanganku, dan lainnya. Aku sayang dia.

Cerita tentang Red tidak akan pernah habis seprti dalam cerita, cerita tentangnya seperti buku yang terus dilanjutkan dan dilanjutkan tanpa happy ending atau bad ending.

Pernah suatu hari, aku berbohong padanya, mengingkari janji yang sudah kupegang dengannya. Dan ia marah, seperti pacar2 lainnya di dunia ini. Tapi, hal yang dia lakukan saat melihat aku di pintu rumahnya bukanlah memarahiku atau mengusirku, tapi memelukku dengan erat seperti sangat takut aku pergi. (Aku ga bakal pergi, Red. As like my promise) dan juga menciumku. :)

He always make me comfortable, make me feels like I very special, I need everything he do. But you know, what I gave to him, isn't balance with what he gave to me.

Ya, kayak jungkat jungkit aja. Gue selalu di atas, di selalu dibawah, dia yang mengontrolku melakukan segala hal, ia yang menyadarkanku bahwa aku tidak sendiri. Aku selalu punya ia untuk ku andalkan. Betapa mungkin aku menyudahi sayangku padanya? call me insane if I do that.

Red, dalam mimpiku kamu datang dan mewarnai pelangi busukku, kamu mewangikan ruang hati yang pengap karena tak punya udara. And you, it's my new life, my new step, my new sky, my new love. I love you

Sunday, December 26, 2010

lets think

Apa yang kita tahu dari dunia ini?
>>dunia itu bulat, seperti bola, karena ia selalu berputar?

Apa yang kita tau dari kehidupan?
>>berat, sulit, menyenangkan, walau akhirnya kita menjadi mati?

Apa yang kita lihat dari dunia?

Apa yang kita lihat dari kehidupan?


then, I will give my opinion to both of them


Setiap minggu jadi kewajiban gue buat ke gereja, kewajiban dan tanggung jawab, dan setiap minggu juga gue melihat dan mempelajari sesuatu dari semuanya. Bokap dan nyokap yang kalah sama anaknya yang masih 5 tahun lah, bapak yang sangat mempedulikan anaknya tapi tidak pada ibunya, but ada 1 hal yang ga pernah hilang setiap minggunya dan membuat gue ga pernah berenti mikir betapa kita musti bisa kayak dia.

Gini. Di gereja gue ada 2 lantai kan, atas dan bawah. Buat yang ga dapet tempat di bawah, atau merasa anaknya bakal ganggu di bawah, akan dibawa ke atas. Intinya di atas itu orang2 yang kurang punya semangat ke gereja, karena di sanalah berkumpul pendatang terlambat (kayak gue -.-), anak2 kecil yang berisik dan orangtuanya harus lari2 jagainnya, orang2 yg ga pernah bisa matiin bahkan silent hpnya sebentar aja untuk ke gereja, dan lainnya.

Karena kan yang duduk di bawah adalah orang2 yang dateng duluan ke gereja, jadi dapet tempat yang enak di bawah, bisa liat altar, orang yg mau bener2 khusyuk ke gereja, karena bisa berlutut, orang2 yang pengen liat romo dari deket, bukan dari tv kayak orang2 di atas.

Tapi ada 1 orang paling semangat kalau di atas. 1 orang. Namanya Andrean, anak sma yang dulu sama kayak gue (dia adek kelas gue dr smp), darimana gue tau namanya? Men, gue ga naksir dia, tapi dia itu kalau dibilang ga sama kayak anak2 seumurannya. Dia punya dunia sendiri. Mmm, ya seperti autis gitu lah, tapi dia tetep bisa berkomunikasi sama orang lain.

Di sekolah pun, guru2 pada bilang dia anak yang rajin, setiap istirahat dia ke perpustakaan dan belajar. Ya, hal yang ga pernah dilakuin sama anak2 sma lainnya. Di gereja pun dia juga rajin dan semangat. Setiap kita harus menjawab kata2 dari pastur, dia lah peneriak paling kenceng, setiap nyanyi, dia buka puji syukurnya dan nyanyi dengan lantang, saat doa, dia jadi yang paling kenceng dan cepet! haha

Ya, some people ngeliat dia dengan tatapan kalo dia annoying, but mayoritas ngeliat dia sambil ketawa, entah apa yang ada di pikiran mereka, mungkin di sangka lucu atau malah gila (?) who knows?

Dia ga pernah duduk di bawah sekalipun dia dateng cepet banget, dia duduk di tempat yang sama, barisan paling depan. Dan selalu mau punya jarak dari orang lain, jadi kiri dan kanannya selalu kosong. Saat salam damai, this is the best part.

Dia nyalamin semua orang! Seberapa banyak sih kita nyalamin orang? Ga bakal bisa lebihin dia, dia selalu ngitung siapa2 aja yg dia salamin, setiap baris setidaknya harus dapet salamnya. And he enjoy it. Semua orang semangat ngeliat dia semangat dan minta salaman sama dia, walau waktu salaman udah abis, tapi dia tetep salamin orang2 di baris yang belom dapet salaman dia haha

tapi, pernah gue liat, waktu dia lagi salamin orang2, ada sepasang suami istri, mereka lagi mengobrol setelah salam2an itu, dan Andrean dateng menghampiri mereka, sang suami menyambut terlebih dahulu, dan sang istri melipat tangannya di dada, Andrean meminta salam pada sang istri dengan mengulurkan tangannya, sampai sudah di senggol suaminya, sang istri tetap memejamkan mata, lalu Andrean pergi begitu saja dan menyalami orang lain, tidak membuat pusing orang yang tidak mau bersalaman dengannya. Dan setelah diperiksa ternyata sang istri meninggal dunia (loh?!) haha ga kok. Sang istri buka mata ga lama setelah Andrean pergi, suaminya nanya, tapi istrinya ngomong apaan tau, ga kedengeran.

Tapi, emang gitu ya caranya memperlakukan mereka yang 'beda'? gimana kalo seandainya saudara kita yang kayak gitu? Atau temen kita? Jangan underestimate orang lain, siapapun mereka itu punya kelebihan dan kekurangan masing2. Kata nyokap gue, si Andrean setiap hari sekolah, dia paginya sekolah biasa di sma gue itu, dan pulangnya dia sekolah lagi, sekolah luar biasa atau sekedar terapi gue ga tau dengan jelas, tapi yang jelas sekarang dia udah kelas 3 sma, ips. Katanya sih dia pinternya pelajaran yang punya nilai pasti. Kayak matematika, dan ga gitu bisa kalau pelajaran logika. Ga tau pasti juga.

Tapi yg jelas, dia bikin gue belajar sesuatu, bikin gue sadar kalau apa yang ga sempurna di kita bisa kita jadiin kelebihan. Liat aja sekarang reality show pencarian bakat di tv, kebanyakan pesertanya orang cacat dan mereka bisa. Ada sisi baik dan buruknya. Sisi baiknya, bikin orang2 cacat lainnya semangat buat menjadi lebih dan lebih, sisi buruknya, pendukung mereka cuma sekedar kasihan sama mereka. Is that right? Ya, kalau mau pada ga kasian sama mereka dan mereka menang karena belas kasihan orang lain, bikin aja acara pencarian bakat dari orang2 cacat, jd yg ikut orang2 cacat doang, jd bisa objektif.

Bilangnya sih mereka harus dikasih kesempatan, ya itu bener, tapi coba bikin angket kenapa pada milih mereka? Gue yakin mayoritas bilang 'soalnya dia cacat tapi dia bisa...' atau 'soalnya kasian dia udah cacat gitu tapi tetep...' Haruskah kita nilai orang dari apa yang mereka punya dan apa yang mereka ga punya? Ancur deh dunia lama2 kalo semua orang mikir gitu.

Come on, guys, jadi penerus bangsa yang baik, jadi generasi muda yang semangat, seperti kata guru2 kita waktu sd. Ciptain perbedaan, jadi orang yang berguna bagi bangsa dan negara. Atau setidaknya, berguna buat keluarga dan orang2 sekitar kita. Itu udah lebih dari cukup buat semangatin semuanya.

Good luck, guys. Semoga kita ketemu 10 tahun lagi dan udah pada sukses yaa! :D